Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan panjang tubuh dapat mencapai 3 m. Dalam bahasa lokal, komodo disebut sebagai “ora”. Saat ini distribusi alami komodo, secara endemik terbatas pada lima pulau di Nusa Tenggara, yaitu Komodo, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, dan Flores. Keempat pulau pertama tersebut berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Penyebaran komodo di Flores yang merupakan pulau terbesar hanya terbatas pada daerah barat pulau (Wae Wuul) dan sebelah utara pulau (Riung).
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satwa yang masuk dalam daftar Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan dikategorikan sebagai “vulnerable” atau “rentan” oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Sejak tahun 1986, komodo ditetapkan sebagai satwa “rare” atau “langka” oleh IUCN Conservation Monitoring Centre. Oleh pemerintah Indonesian, komodo termasuk satwa nasional dan dilindungi oleh beberapa aturan perundangan seperti PP Binatang Liar tahun 1931, SK Menhut No. 301/Kpts-II/1991, and PP No. 7 tahun 1999.
Komodo jantan dewasa dapat tmbuh lebih besar daripada betina, sehingga pada usia dewasa tersebut, komodo jantan dapat dibedakan secara visual. Namun akan cukup sulit membedakan antara komodo jantan remaja dengan komodo betina dewasa, apalagi pada usia yang lebih muda. Sampai saat ini belum ditemukan ciri fisik yang dapat memastikan perbedaan komodo jantan dengan betina, terutama pada usia muda. Komodo jantan dewasa terpanjang yang pernah diukur adalah 3.05 m, sedangkan komodo terberat yang pernah diukur seberat 100.5 kg. Komodo terberat tersebut diukur setelah memangsa rusa. Komodo diketahui dapat makan sampai 80% berat tubuhnya. Ukuran komodo jantan dewasa dalam keadaan normal (tidak habis makan) sekitar 50 sampai 60 kg, sedangkan berat komodo betina jarang yang melebihi 30 kg.
Musim kawin komodo terjadi pada sekitar bulan Juli s/d Agustus, sebulan setelah itu komodo betina meletakkan telurnya. Seekor komodo betina dapat menghasilkan telur sampai lebih dari 30 butir dalam satu musim, dengan fekunditas (keberhasilan menetas) biasanya lebih dari 80%. Telur-telur tersebut akan menetas sekitar 6 bulan setelah dikubur dalam sarangnya, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret tahun berikutnya. Terdapat 3 tipe sarang komodo yang diketahui, yaitu tipe gundukan, sarang bukit, dan sarang tanah. Sarang tipe gundukan merupakan tipe sarang yang paling umum dijumpai (lebih dari setengah dari seluruh sarang), yang dibuat dari bekas sarang burung gosong (Megapodius reiwardt).
Berdasarkan laporan akhir hasil penelitian antara TN Komodo dengan CRES-Zoological Society of San Diego (dalam kerjasama dengan The Nature Conservancy), bayi (tetasan) komodo mempunyai rata-rata panjang SVL (snout to vent length) 18.48 cm, rata-rata panjang total 42.20 cm, and rata-rata berat 91.43 gram. Bayi komodo menghabiskan hampir seluruh hidupnya di atas pohon (arboreal) dengan derajat arboreal life tersebut menjadi semakin berkurang seiring dengan pertambahan umur dan berat tubuh, sampai usia dewasa yang seluruhnya terrestrial.
Mangsa utama bagi komodo besar adalah rusa Timor (Cervus timorensis), yang cukup sering diselingi dengan memangsa kerbau liar (Buballus bubalis) dan babi hutan (Sus scrofa). Kadang-kadang mereka juga memangsa penyu hijau (Chelonia mydas), kuda liar (Equus cabalus), monyet ekor panjang (Macacca fascicularis), dll. Komodo dengan ukuran yang lebih kecil akan turut makan hasil tangkapan komodo besar jika komodo besar telah selesai makan atau mereka berusaha mencurinya meskipun sering diusir komodo besar. Demkian juga dengan anak komodo, sehingga terlihat adanya semacam hirarki dalam perilaku makan tersebut. Anak komodo juga memangsa tikus (Komodomys rintjanus), kadal, tokek (Gekko gecko), ular (termasuk cobra/Naja naja), burung beserta telurnya, and serangga. Oleh karena jaring-jaring makanan yang kompleks ini, agar dapat mengkonservasi komodo dengan sukses, maka kita perlu juga mengkonservasi dan mengelola habitatnya, termasuk di dalamnya semua mangsa tersebut, baik bagi komodo besar maupun bagi anak dan bayi komodo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar