Taman Nasional Komodo



Taman Nasional Komodo (TNK) ditetapkan melalui Pengumuman Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 1980 yang kemudian dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 306/Kpts-II/1992 tanggal 29 Pebruari 1992, dengan luas 173.300 Ha yang terdiri dari 40.728 Ha daratan dan 132.572 Ha perairan laut. Kawasan ini juga ditetapkan sebagai Cagar Biosfer (Man and Biosphere Reserve) pada tahun 1986 dan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site) tahun 1991 oleh UNESCO. Secara administratif, kawasan ini termasuk dalam Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Secara geografis terbentang antara Pulau Flores (NTT) dan Pulau Sumbawa (NTB).

Lima pulau terbesar di kawasan TN Komodo ini adalah Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang, dan Nusa Kode, dengan sebagian besar topografinya berbukit dan bergelombang. Puncak tertinggi adalah Gunung Ara (808 m dpl) dan Gunung Satalibo (726 m dpl), berdasarkan peta dari Bakosurtanal. Kawasan ini beriklim kering dengan curah hujan rata-rata 500-1000 mm/th. Musim hujan terjadi sekitar bulan Januari s/d April, yang sering disertai dengan angin dan gelombang yang cukup besar bahkan sering membentuk pusaran air pada tempat tertentu sehingga dapat membahayakan pelayaran. Kondisi ini oleh beberapa wisatawan justru menjadi daya tarik wisata tersendiri, misalnya pada Selat Molo yang sempit antara Pulau Flores dan Pulau Rinca.

Pemandangan pada musim hujan terlihat sangat berbeda dengan pemandangan pada musim kemarau. Pada musim hujan, hampir seluruh kawasan terlihat hijau termasuk savana yang merupakan ekosistem terluas (sekitar 70% ekosistem terestrial) pada kawasan ini. Sedangkan pada musim kemarau, hampir seluruhnya terlihat coklat terutama wilayah savana. Pada hutan musim (hutan gugur terbuka), hanya beberapa jenis pohon yang terlihat selalu hijau misalnya asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleicera oleosa) dan gebang (Corypha utan). Wisatawan akan mendapatkan pengalaman liar yang berbeda pada kedua musim ini, tentunya dengan aktivitas hidupan liar yang berbeda pula.

Kawasan TN Komodo ini memiliki banyak potensi keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di wilayah laut. Hidupan liar yang terdapat disini berupa lebih dari 240 spesies tumbuhan darat (misalnya lontar, gebang, asam, bidara, rotan, anggrek, dll), sekitar 8 jenis lamun (seagrass), rumput laut (seaweed), dan sekitar 18 jenis mangrove sejati bersama dengan satwa liar yang menempati ekosistem tersebut. Satwa liar yang hidup di kawasan ini adalah sekitar 16 jenis mamal (rusa Timor, kerbau liar, kuda, babi hutan, monyet ekor panjang, musang, tikus, dll), lebih dari 100 jenis burung (burung gosong, kakatua-kecil jambul-kuning, elang laut, elang bondol, kuakiau, ayam hutan, burung madu, dll), sekitar 34 jenis reptil (komodo, biawak, beberapa jenis ular, kadal, dll), dan 3 jenis katak. Selain itu, perairan kawasan TNK ini dihuni oleh lebih dari 1000 jenis ikan, sekitar 260 jenis karang dan 70 jenis bunga karang (sponge). Perairan TNK juga merupakan habitat bagi belasan jenis paus dan lumba-lumba serta duyung (Dugong dugon), 3 jenis penyu (penyu hijau, penyu sisik, dan penyu belimbing) dan pari manta (Manta birostris). Lebih dari itu, Taman Nasional Komodo juga merupakan tempat persinggahan beberapa burung laut migran dan raptor (burung pemangsa : elang dan alap-alap) migran.

Di dalam kawasan TN Komodo terdapat tiga desa, yaitu Desa Komodo di Pulau Komodo, Desa Pasir Panjang (Kampung Kerora dan Kampung Rinca) di Pulau Rinca, dan Desa Papagaran di Pulau Papagaran. Sebagian besar masyarakat desa tersebut mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan, seperti dapat terlihat banyak bagan dan motor boat di depan kampung nelayan tersebut.

Taman Nasional Komodo mempunyai dua gerbang utama untuk kegiatan wisata, yaitu Loh Liang di Pulau Komodo dan Loh Buaya di Pulau Rinca. Kegiatan wisata terutama wisata daratan berupa trekking dapat dilakukan di kedua lokasi tersebut. Obyek dan daya tarik wisata yang ditawarkan disini misalnya pengamatan komodo dan satwa liar lainnya (misalnya kerbau liar, babi hutan, rusa Timor, berbagai jenis burung, dll), serta pemandangan alami berupa hutan savana, hutan gugur terbuka dan hutan mangrove. Kedua lokasi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga wisatawan akan lebih puas jika mengunjungi keduanya. Wisata perairan berupa snorkeling dan menyelam (diving) juga dapat dilakukan di dalam kawasan ini. Banyak dive site yang ditawarkan disini, misalnya Pantai Merah (Red beach), Batu Bolong, Tatawa, Gililawa, Loh Dasami, Manta Alley, Batu Tiga, Cannibal Rock, Crystal Rock, masih banyak lagi.

Sumber: buklet TN Komodo 2006 serta beberapa hasil penelitian Balai TN Komodo

Tidak ada komentar: